Mengasah Suara Hati

Sabda Hidup
Senin, 20 Maret 2017 | HARI RAYA St. YUSUF, suami Santa Perawan Maria
warna liturgi Putih

Bacaan
2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51a. BcO Ibr 11:1-16

Bacaan Injil: Mat. 1:16,18-21,24a

Mat 1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Mat 1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Mat 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Mat 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Mat 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Mat 1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

Renungan
Suara hati yang terolah akan gampang menangkap kehendak baik. Walau ada dorongan untuk berbuat tidak baik namun ia tetap akan bergerak kepada kebaikan. Suara hati menuntun langkah kakinya ke sana.

Yusuf adalah pribadi yang mengolah suara hatinya. Ada dorongan dalam dirinya untuk menceraikan Maria secara diam-diam karena Maria tunangannya mengandung dari Roh Kudus. Namun makaikat datang kepadanya dan mengingatkannya untuk tetap mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf pun mengikuti suara itu.

Maka marilah kita selalu mengasah suara hati kita agar kita makin peka menangkap kehendak-Nya. Ketajaman suara hati kita juga menghindarkan kita dalam tindakan kejahatan. Teruslah mengasah suara hati. Tanpa diasah suara hati pun bisa tumpul.

Kontemplasi
Bayangkan kisah Yusuf dalam Injil Mat 1:16.18-21.24a.

Refleksi
Apa yang perlu kita lakukan untuk mempertajam suara hati kita?

Doa
Tuhan semoga aku mempunyai suara hati yang peka menangkap kehendak-Mu. Amin.

Perutusan
Aku akan mengasah ketajaman suara hatiku.

-nasp-

Penulis: RD. Noegroho Agoeng

Sumber: http://www.franciscanmedia.org

Tinggalkan komentar