Rela Meninggalkan Hasil Perjuangan

Sabda Hidup
Senin, 27 Februari 2017
Hari biasa
warna liturgi Hijau

Bacaan
Sir. 17:24-29; Mzm. 32:1-2,5,6,7: Mrk. 10:17-27. BcO 1Kor 15:1-19

Bacaan Injil: Mrk. 10:17-27.
17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” 18 Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. 19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” 20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” 22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. 23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” 24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” 26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” 27 Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Renungan
Meninggalkan apa yang telah direncanakan dan diwujudkan dengan tekun tidaklah mudah. Ada rasa sayang atau rasa ingin menikmati apa yang telah diperjuangkan. Maka tidak mengherankan bìla ada yang sulit dipindah tugaskan dari satu tempat ke tempat lain. Ada kelekatan dalam diri mereka dengan apa yang telah diperbuatnya.

Orang yang berlari-lari mendapati Yesus dan bertanya bagaimana memperoleh hidul yang kekal pun kecewa kala ia diminta menjual hartanya dan membagikannya kepada orang miskin. Hartanya banyak. Ia telah banyak berjerih lelah mengumpulkannya. Maka sangat sulit baginya melakukan hal tersebut. Bagi Yesus ketidakmauan orang itu menghambat dia memperoleh hidup kekal.

Kiranya memang ada banyak hal hasil dari perjuangan kita. Namun hasil itu toh bukan milik kita. Rasanya kita tidak perlu menyimpan kelekatan yang menghambat. Kita mesti rela kala harus meninggalkannya.

Kontemplasi
Bayangkan dirimu kala harus meninggalkan keberhasilanmu untuk memulai tugas baru.

Refleksi
Bagaimana menerima tugas baru di tengah keberhasilanmu?

Doa
Tuhan semoga aku selalu siap sedia dengan tugas-tugas baru walau ada keberhasilan-keberhasilan yang telah kucapai. Amin.

Perutusan
Aku siap meninggalkan yang telah kucapai demi perutusan baru.

 

-nasp-

Penulis: RD. Noegroho Agoeng | Imam Diosesan dan Ketua Komsos KAS

Sumber gambar: testimoniesofhisgoodness.wordpress.com
Sumber gambar: testimoniesofhisgoodness.wordpress.com

 

Tinggalkan komentar